update-materi: SMA update-materi: SMA

Random Posts

ads

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot
Showing posts with label SMA. Show all posts
Showing posts with label SMA. Show all posts

Monday, January 1, 2018

Cara Mudah Menyelesaikan Soal Barisan dan Deret Aritmatika&Geometri Pada Soal SBMPTN 2018

January 01, 2018 0

Cara Mudah Menyelesaikan Soal Barisan dan Deret Aritmatika&Geometri Pada Soal SBMPTN 2018.

Mengingat Soal Barisan dan Deret selalu keluar mewarnai Soal SBMPTN dari tahun ke tahun, Bukan tidak mungkin pada SBMPTN tahun ini pun akan muncul tipe soal barisan dan deret.
Yuk kita intip seperti apa soal barisan dan deret yang senantiasa muncul tiap tahun ini.

1. Soal SPMB 2004

Jumlah suatu deret aritmatika adalah 20. Suku pertama deret tersebut adalah 8 dan bedanya -2. Jika banyaknya suku deret adalah n, maka n adalah ....
A. 4 atau 5
B. 4 atau 6
C. 4 atau 7
D. 5 atau 6
E. 5 atau 7

Penyelesaian
deret aritmatika dengan
Sn = 20
u1 = 8
b = -2

Sehingga
Sn = 20
Sn = n/2 (2a + (n - 1)b) = 20
n/2 (2.8 + (n - 1).(-2)) = 20 (kedua ruas dikali 2)
n(-2n + 18) = 40
2n2 - 18n + 40 = 0
n2 - 9n + 20 = 0
(n - 4)(n - 5) = 0
n = 4 atau n = 5


2. Soal SPMB 2005

Jika suku ke-8 deret aritmatika adalah 20, dan jumlah suku ke-2 dan ke-16 adalah 30, maka suku ke-12 deret tersebut adalah ....
A. 5
B. 2
C. 0
D. – 2
E. – 5

Penyelesaian
deret aritmatika dengan Un = a + (n - 1)b.
      U8 = 20
a + 7b = 20

    U2   +   U16        = 30
(a + b) + (a + 15b) = 30
    2a    +   16b        = 30
         a +   8b          = 15
         a + 7b + b      = 15
          20      +  b     = 15
                        b     = -5

U12 = a + 11b
      = a + 7b + 4b
      = 20 + 4(-5)
      = 20 - 20
     = 0



3. Soal SPMB 2006

Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatik adalah Sn=3n2-2n. Jika suku ke-n deret ini adalah un, maka u3 + u5 =....
A. 20
B. 22
C. 38
D. 42
E. 46

Penyelesaian
Sn = 3n2 - 2n
S1 = U1 = 3.12 - 2.1 = 1
S2 = 3.22 - 2.2
U1 + U2 = 3.4 - 4
1 + U2 = 8
U2 = 7

b = U2 - U1 = 7 - 1 = 6

U3 + U5 = (a + 2b) + (a + 4b)
= 2a + 6b
= 2.1 + 6.6
= 2 + 36
= 38




Kok sepertinya mudah-mudah ya..., tidak jauh beda dengan soal UN.
Eitssss..., jangan salah!!!
Itu hanya beberapa soal yang sengaja saya ambil yang mudah-mudah saja, tapi yang sulit bin njelimet juga banyak. Misalnya pada soal yang akan saya berikan dibawah ini. Namun intinya kalian harus memahami konsep dasar barisan dan deret baik aritmatika maupun geometri. Sehingga..., bagaimanapun bentuk soal yang akan muncul di tahun 2018 ini, kalian akan tetap bisa mengerjakannya dengan mudah.


Berikut adalah beberapa macam soal Ujian masuk perguruan tinggi negeri mulai dari yang tingkat kesulitannya sedang sampai yang rumit...


6. Soal SPMB 2006

Suku tengah suatu deret aritmatika adalah 23. Jika suku terakhirnya 43 dan suku ketiganya 13, maka banyak suku deret tersebut adalah ……
A. 5
B. 7
C. 9
D. 11
E. 13

Penyelesaian
ut = 23
u3 = 13
un = 43

ut = 23 → a + un = 2ut
a + 43 = 2.23
a = 46 - 43
=3

u3 = 13 → a + 2b = 13
3 + 2b = 13
2b = 10
b = 5

un = 43 → a + (n-1)b = 43
3 + (n-1)(5) = 43
3 + 5n - 5 = 43
5n = 45
n = 9



7. Soal SPMB 2006

Jika log⁡(x2) + log⁡(10x2 ) + ⋯ + log⁡(109x2 ) = 55, maka x = ….
A. 1/10
B. 1/2
C. 1
D. √10
E. 2√10

Penyelesaian
log⁡(x2) + log⁡(10x2) + ⋯ + log⁡(109 x2 ) = 55
log⁡(x2 ) (10x2 )…(109 x2 ) = log⁡ 1055
10(1+2+⋯+9) x20 = 1055
1045 x20 = 1055
x20 = 1010
x = √10


8. Soal SPMB 2006

Jika suku ke-n suatu deret adalah u= 2(2x-n) , maka jumlah tak hingga deret tersebut adalah ….
A. 2(2x-2)
B. 2(2x-1)
C. 22x
D. 2(2x+1)
E. 2(2x+2)

Penyelesaian
un = 2(2x-n)
u1 = 2(2x-1)
u2 = 2(2x-2)




9. Soal SPMB 2006

Agar deret geometri tak hingga dengan suku pertama a mempunyai jumlah 2, maka a memenuhi….
A. -2 < a < 0
B. -4 < a < 0
C. 0 < a < 2
D. 0 < a < 4
E. -4 < a < 4

Penyelesaian
deret geometri tak hingga
suku pertama = a
S~ = 2

a = 2 - 2r
2r = 2 - a

Agar deret geometri memiliki jumlah, maka:
-1 < r < 1
-2 < 2r < 2
-2 < 2-a < 2
-4 < -a < 0
0 < a < 4





10. Soal SPMB 2004

Pada saat awal diamati 8 virus jenis tertentu, setiap 24 jam masing-masing membelah diri menjadi dua. Jika setiap 96 jam seperempat dari seluruh virus dibunuh, maka banyaknya virus pada hari ke-6 adalah ....
A. 96
B. 128
C. 192
D. 224
E. 256

Penyelesaian
Silahkan dicoba dulu ya, klo ada kesulitan silahkan komentar di kolom bawah


11. Soal SPMB 2007

Suku ke-3 suatu deret aritmatika adalah 11 dan suku terakhirnya 23. Jika suku tengah deretnya adalah 14, maka jumlah semua suku deret adalah
A. 90
B. 98
C. 100
D. 102
E. 110

Penyelesaian
Silahkan dicoba dulu ya, klo ada kesulitan silahkan komentar di kolom bawah



Read More

Thursday, April 2, 2015

Pembahasan Soal Komposisi Fungsi pada Soal UN

April 02, 2015 1

Pembahasan Soal Komposisi FUngsi yang sering keluar pada Soal UN.

Soal 1 - UN Matematika 2012

Diketahui fungsi f(x) = 3x − 1 dan g(x)=2x2-3. Komposisi fungsi (g o f )(x) = ....
A. 9x2-3x+1
B. 9x2-6x+3
C. 9x2-6x+6
D. 18 x2-12x-2
E. 18x2-12x-1

Penyelesaian:
f(x) = 3x − 1 dan g(x)=2x2-3
(g o f )(x) = g( f(x) )
= g(3x - 1)
= 2(3x - 1)2 - 3
= 2(9x2 - 6x + 1) - 3
= 18x2 - 12x - 1



Soal 1 - UN Matematika 2012

Diketahui fungsi f(x) = x + 3 dan g(x) = x2-2x-1. Komposisi fungsi (fog)(x) = ....
A. x2-2x+2
B. x2+2x-2
C. x2+4x+2
D. x2-4x+2
E. x2-4x-2

Penyelesaian:
f(x) = x + 3 dan g(x) = x2-2x-1
= f( g(x) )
= f(x2-2x-1)
= x2-2x-1 + 3
= x2-2x+2




Soal 1 - UN Matematika 2012

Diketahui fungsi f(x) = 2x + 1 dan g(x) = x2-2x+8. Komposisi fungsi (gof)(x) = ....
A. 4x2+7
B. (4x)2-7
C. (2x)2+4x-17
D. 2x2-4x+17
E. 2x2-4x-17

Penyelesaian:
f(x) = 2x + 1 dan g(x) = x2-2x+8
(g o f )(x) = g( f(x) )
= g(2x + 1)
= (2x + 1)2 - 2(2x + 1) + 8
= (4x2 + 4x + 1) - 4x - 2 + 8
= 4x2 + 7




Kumpulan Soal UN SMA 2012.


Read More

Tuesday, March 10, 2015

Ringkasan Materi Fungsi Eksponen dan Logaritma

March 10, 2015 0



1. Fungsi Eksponen


Bentuk an disebuat sebagai bentuk eksponensial atau perpangkatan, dengan a disebut basis atau bilangan pokok dan n disebut eksponen atau pangkat. Sifat – sifat yang berlaku dalam bilangan berpangkat rasional diantaranya adalah sebagai berikut :
a0 = 1
a1 = a
ax+y = ax.ay
axy = {ax}y
(a.b)x = ax. bx
(1/ax) = (1/a)x = a-x




Perhatikan contoh soal berikut :
Hitunglah hasil perpangkatan (0,008)–2
jawab :
(0,008)–2 = (1/125)–2
= (1/53)–2
= (5–3)–2
= 56 = 15.625




2. Persamaan Eksponen

Persamaan eksponen adalah suatu persamaan yang pangkatnya (eksponen), bilangan pokoknya, atau bilangan pokok dan eksponennya memuat suatu variabel.

Bentuk-bentuk persamaan eksponen yang akan kita bahas yaitu

a. Bentuk persamaan af(x) = 1

Misal terdapat persamaan af(x) = 1 dengan a>0 dan a≠1, untuk menentukan himpunan penyelesaian bentuk persamaan tersebut gunakan sifat bahwa :

af(x) = 1 ⇔ f(x)=0


b. Bentuk persamaan af(x) = ap

Misalkan terdapat persamaan af(x) = ap, dengan a>0 dan a≠1. Himpunan penyelesaian bentuk persamaan eksponen diatas ditentukan dengan cara menyamakan pangkat ruas kiri dengan ruas kanan.

af(x) = ap ⇔ f(x) = p


c. Bentuk persamaan af(x) = ag(x)

Misalkan terdapat persamaan af(x) = ag(x) dengan a>0 dan a≠1. Himpunan penyelesaian persamaan diatas dapat ditentukan dengan cara menyamakan persamaan pangkatnya. Jadi dapat kita katakan sebagai berikut :

af(x) = ag(x) ⇔ f(x) = g(x)


d. Bentuk Persamaan af(x) = bf(x)

Misalkan terdapat persamaan af(x) = bf(x), dengan a≠b ;a,b >0 ; a,b ≠1. Himpunan penyelesaian persamaan eksponen tersebut dapat ditentukan dengan cara menyamakan f(x) dengan nol. Jadi dapat disimpulkan sebagai berikut :

af(x) = bf(x) ⇔ f(x) = 0


e. Bentuk persamaan af(x) = bg(x)

Misalkan diberikan persamaan af(x) = bg(x) dengan a≤b ; a,b >0 ; a,b ≠1, dan f(x) ≠ g(x). Himpunan penyelesaian untuk bentuk persamaan eksponen tersebut dengan melogaritmakan kedua ruas, yaitu :

log af(x) = log bg(x)


f. Bentuk Persamaan A{af(x)}2 + B{af(x)}+ C = 0

Untuk menentukan penyelesaian persamaan eksponen yang berbentuk persamaan kuadrat dapat dikerjakan dengan cara memfaktorkan, melengkapkan kuadrat sempurna atau rumus abc.


g. Bntuk persamaan f(x)g(x) = 1 ; f(x)≠g(x)


Untuk menyelesaikan persamaan eksponen dengan bentuk tersebut, lakukanlah langkah-langkah berikut :
1). g(x)=0 karena ruas kanan nilainya 1 berarti g(x) harus sama dengan nol.
2). f(x)=1 karena jika f(x)=1 maka bilangan 1 dipangkatkan berapapun nilainya 1.
3). f(x)=-1, dengan syarat g(x) harus genap.


h. Bentuk persamaan f(x)g(x) = f(x)h(x)

Untuk nilai g(x) ≠ h(x). Himpunan penyelesaian bentuk eksponen tersebut diperoleh dari empat kemungkinan berikut :
1). g(x)=h(x) karena bilangan pokok sudah sama maka pangkatnya harus sama.
2). f(x)=1 karena g9x) ≠ h(x) maka bilangan pokok harus bernilai 1 (satu) agar persamaan bernilai benar.
3). f(x)=-1, bewrakibat g(x) dan h(x) harus sama-sama bernilai genap atau sama-sama bernilai ganjil.
4). f(x)=0, dengan g(x) dan h(x) masing-masing bernilai positif dituliskan g(x)>0 atau h(x)>0.


i. Bnetuk persamaan g(x)f(x) = h(x)f(x)

persamaan diatas akan bernilai benar jika
a. f(x)=0 untuk g(x)≠0 dan h(x)≠0 ;
b. g(x)=h(x)




3. Fungsi Logaritma


Bentuk eksponen atau perpangkatan dapat kita tulis dalam bentuk logaritma. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut :

Jika ab = c dengan a > 0 dan a ≠ 1 maka alog c = b dalam hal ini a disebut basis atau pokok logaritma dan c merupakan bilangan yang dilogaritmakan. Logaritma memuliki sifat-sifat sebagai berikut :

sifat log

3.1 Bentuk umum dari fungsi logaritma yaitu Jika ay = x dengan a ≥0 dan a ≠ 1 maka y =alog x

mempunyai sifat-sifat :

semua x > 0 terdefinisi
jika x mendekati no maka nilai y besar sekali dan positif
untuk x=1 maka y=o
untuk x > 1 maka y negatif sehingga jika nilai x semakin besar maka nilai y semakin kecil.


3.2. Grafik Fungsi y =alog x untuk a >0

mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

untuk semua x > 0 terdefinisi
jika x mendekati no maka y kecil sekali dan negatif
untuk x=1 maka y=0
untuk x > 1 maka y positif sehingga jika x semakin besar maka y semakin besar.
Berikut ini gambar grafiknya :

grafik eksponen














Itulah penjelasan tentang Materi Lengkap Fungsi Eksponen dan Logaritma semoga dapat bermanfaat, dan jangan lupa baca juga materi yang lain seperti Operasi Hitung Pada Pecahan atau Bilangan Prima dan Faktorisasi Prima.






Read More

Trik Mudah Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk Persamaan f(x)g(x) = f(x)h(x)

March 10, 2015 0
Trik Mudah Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk Persamaan f(x)g(x) = f(x)h(x) - Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari macam-macam bentuk persamaan eksponen dan cara menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1, bentuk af(x) = ap, bentuk af(x) = ag(x) dan bentuk af(x) = bf(x).

Postingan kali ini masih seputar cara menyelesaikan Persamaan Eksponen. Sengaja saya bahas secara terpisah, agar adik-adik dapat lebih mudah memahami perbedaannya.
Jika kemarin adik-adik sudah memahami cara menyelesaikan persamaan eksponen f(x)g(x) = 1 ; dengan f(x)≠g(x) . Kali ini kita akan mempelajari cara menyelesaikan persamaan eksponen yang berbentuk f(x)g(x) = f(x)h(x).
Bagaimana ya caranya???
Kok kelihatannya Tambah Rumit... Tambah Sulit... Bin Njelimet ya...??
Upssss..., Jangan khawatir adek-adek pasti bisa kok, yang penting adek-adek rajin mencoba dan latihan. Klo cuma baca dan melihat saja, ya pasti bakalan terasa susah. Percaya dehhh, kalian pasti BISA!!


Nahhhh... kita mulai saja ya. Simak baik-baik penjelasan berikut ini. Dannnn.... seperti biasa, jangan lupa bawa pensil dan kertas untuk mencoba setiap soal yang akan kakak bahas berikut. Karena dengan membaca dan melihat saja tidak akan membuat kalian jadi memahami materi ini.
Oke... SIMAK YA!!



Yang perlu diIngat!!!

Bentuk Persamaan f(x)g(x) = f(x)h(x)
Untuk nilai g(x) ≠ h(x). Himpunan penyelesaian bentuk eksponen tersebut diperoleh dari empat kemungkinan berikut :
  1. g(x) = h(x) karena bilangan pokok sudah sama maka pangkatnya harus sama.
  2. f(x) = 1 karena g(x) ≠ h(x) maka bilangan pokok harus bernilai 1 (satu) agar persamaan bernilai benar.
  3. f(x) = -1, dengan syarat g(x) dan h(x) harus sama-sama bernilai genap atau sama-sama bernilai ganjil.
  4. f(x) = 0, dengan g(x) dan h(x) masing-masing bernilai positif dituliskan g(x)>0 atau h(x)>0.





Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen x6x – x2 = x4x.

Penyelesaian:
     x6x – x2    = x4x

Kita analisa bentuk persamaan eksponennya terlebih dahulu. Dari persamaan diketahui bahwa:
f(x) = x
g(x) = 6x – x2
h(x) = 4x

PEMBAHASAN CONTOH 1
1. g(x) = h(x)
6x – x2 = 4x
x2 – 2x = 0
x(x – 2) = 0
x = 0 dan x = 2

Untuk x = 0, pangkat di ruas kiri yaitu g(x) dan pangkat diruas kanan yaitu h(x) akan bernilai 0, sehingga x = 0 bukan penyelesaian


2. f(x) = 1
x = 1

3. f(x) = –1 syarat g(x) dan h(x) harus sama-sama genap atau ganjil
x = –1


Untuk x = –1, nilai g(x) = 6x – x2 = 6(–1) – (–1)2 = –7 (ganjil) dan h(x) = 4x = 4(–1) = –4 (genap).
karena g(x) dan h(x) tidak sama-sama genap atau sama-sama ganjil maka x = –1 bukan penyelesaian

4. f(x) = 0 syarat g(x)>0 dan h(x)>0
x = 0

Untuk x = 0, nilai g(x) = 6x – x2 = 6(0) – (0)2 = 0, maka x = 0 bukan penyelesaian

Jadi penyelesaian dari persamaan x6x – x2    = x4x adalah x = 1 dan x = 2.





Contoh 2:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen (x – 2)x2 + 3x = (x – 2)2x + 6.

Penyelesaian:
Kita analisa bentuk persamaan eksponennya terlebih dahulu.
Persamaan (x – 2)x2 + 3x = (x – 2)2x + 6 merupakan persamaan eksponen bentuk f(x)g(x) = f(x)h(x) dengan :
f(x) = x – 2
g(x) = x2 + 3x
h(x) = 2x + 6

PEMBAHASAN CONTOH 2
1. g(x) = h(x)
x2 + 3x = 2x + 6
x2 + x – 6 = 0
(x + 3)(x – 2) = 0
x = – 3 dan x = 2




2. f(x) = 1
x – 2 = 1
        x = 3

3. f(x) = –1 syarat g(x) dan h(x) harus sama-sama genap atau ganjil
x – 2 = –1
       x = –1 + 2
       x = 1

Untuk x = 1, nilai g(x) = x2 + 3x = (1)2 + 3(1) = 4 (genap) dan h(x) = 2x + 6 = 2(1) + 6 = 8 (genap).
karena g(x) dan h(x) sama-sama genap maka x = 1 merupakan penyelesaian

4. f(x) = 0 syarat g(x)>0 dan h(x)>0
x – 2 = 0
        x = 2

Untuk x = 2, nilai g(x) = x2 + 3x = (2)2 + 3(2) = 4 + 6 = 10 dan h(x) = 2x + 6 = 2(2) + 6 = 10, maka x = 2 merupakan penyelesaian

Jadi penyelesaian dari persamaan (x – 2)x2 + 3x = (x – 2)2x + 6 adalah x = – 3, x = 1, x = 2 dan x = 3.






Contoh 3:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen (x2 + 3x – 4)x2 + 3x = (x2 + 3x – 4)2x + 6.

Penyelesaian:

Untuk contoh 3, silahkan dicoba dulu ya...
Jika kesulitan silahkan isi komenter dibawah.
Terima kasih










Baca Juga :


Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ag(x)




Read More

Cara Mudah Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk Persamaan A{af(x)}2 + B{af(x)}+ C = 0

March 10, 2015 0
Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk Persamaan A{af(x)}2 + B{af(x)}+ C = 0 - Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari macam-macam bentuk persamaan eksponen dan cara menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1, bentuk af(x) = ap, bentuk af(x) = ag(x) dan bentuk af(x) = bf(x).

Postingan kali ini masih seputar cara menyelesaikan Persamaan Eksponen. Sengaja saya bahas secara terpisah, agar adik-adik dapat lebih mudah memahami perbedaannya.
Jika kemarin adik-adik sudah memahami cara menyelesaikan persamaan eksponen af(x) = bg(x), yaitu persamaan eksponen yang memiliki bilangan pokok dan pangkat yang berbeda. Kali ini kita akan mempelajari cara menyelesaikan persamaan eksponen yang berbentuk persamaan kuadrat..
Bagaimana ya caranya???
Kebayang tidak adek-adek??


Nahhhh... kita mulai saja ya. Simak baik-baik penjelasan berikut ini. Dannnn.... seperti biasa, jangan lupa bawa pensil dan kertas untuk mencoba setiap soal yang akan kakak bahas berikut. Karena dengan membaca dan melihat saja tidak akan membuat kalian jadi memahami materi ini.
Oke... SIMAK YA!!



Yang perlu diIngat!!!

Bentuk Persamaan A{af(x)}2 + B{af(x)}+ C = 0
Untuk menentukan penyelesaian persamaan eksponen yang berbentuk persamaan kuadrat dapat dikerjakan dengan cara memfaktorkan, melengkapkan kuadrat sempurna atau rumus abc.






Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen 22x – 3 . 2x + 2 + 32 = 0.

Penyelesaian:
     22x    – 3 . 2x + 2  + 32 = 0
⇔ (2x)2 – 3 . 22 . 2x + 32 = 0
⇔ (2x)2 –   12 . 2x    + 32 = 0
Misalkan : y = 2x, maka persamaan (2x)2 – 12 . 2x + 32 = 0 akan menjadi
      y2 – 12y + 32 = 0
⇔   (y – 4)(y – 8) = 0
⇔  y – 4 = 0       y – 8 = 0
⇔        y = 4             y = 8

Ingat, tadi kita memisalkan y = 2x, maka
Untuk y = 4 ⇔ 2x = 4 ⇔ x = 2
Untuk y = 8 ⇔ 2x = 8 ⇔ x = 3

Jadi penyelesaian dari persamaan 22x – 3 . 2x + 2 + 32 = 0 adalah x = 2 dan x = 3





Contoh 2:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen 22x – 2x + 1 – 8 = 0.

Penyelesaian:
        22x – 2x + 1 – 8 = 0.
⇔ (2x)2 – 21 . 2x – 8 = 0
⇔ (2x)2 – 2 . 2x  – 8 = 0
Misalkan : y = 2x, maka persamaan (2x)2 – 2 . 2x – 8 = 0 akan menjadi
       y2 – 2y – 8 = 0
⇔   (y – 2)(y + 4) = 0
⇔  y – 2 = 0       y + 4 = 0
⇔        y = 2             y = –4 (TM)

Ingat, tadi kita memisalkan y = 2x, maka
Untuk y = 2 ⇔ 2x = 2 ⇔ x = 1

Jadi penyelesaian dari persamaan 22x – 2x + 1 – 8 = 0 adalah x = 1.


Contoh 3:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen 3x – 45 . 3–x – 4 = 0.

Penyelesaian:
        3x – 45 . 3–x – 4 = 0.      (masing-masing dikalikan 3x )
⇔ (3x)2 – 45 – 4 . 3x  = 0
⇔ (3x)2 – 4 . 3x  – 45 = 0
Misalkan : y = 3x, maka persamaan (3x)2 – 4 . 2x – 45 = 0 akan menjadi
       y2 – 4y – 45 = 0
⇔   (y – 9)(y + 5) = 0
⇔  y – 9 = 0       y + 5 = 0
⇔        y = 9             y = –5 (TM)

Ingat, tadi kita memisalkan y = 3x, maka
Untuk y = 9 ⇔ 3x = 9 ⇔ x = 2

Jadi penyelesaian dari persamaan 3x – 45 . 3–x – 4 = 0 adalah x = 2.






Baca Juga :


Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ag(x)




Read More

Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = bg(x) dengan MUDAH

March 10, 2015 0
Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = bg(x) dengan MUDAH - Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari macam-macam bentuk persamaan eksponen dan cara menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1, bentuk af(x) = ap, bentuk af(x) = ag(x) dan bentuk af(x) = bf(x).

Postingan kali ini masih seputar cara menyelesaikan Persamaan Eksponen. Sengaja saya bahas secara terpisah, agar adik-adik dapat lebih mudah memahami perbedaannya.
Jika kemarin adik-adik sudah memahami cara menyelesaikan persamaan eksponen af(x) = bf(x), yaitu persamaan eksponen yang memiliki bilangan pokok yang berbeda namun pangkatnya sama. Kali ini kita akan mempelajari cara menyelesaikan persamaan eksponen yang bilangan pokok dan pangkatnya berbeda atau tidak sama (af(x) = bf(x)).
Bagaimana ya caranya???
Kebayang tidak adek-adek??


Nahhhh... kita mulai saja ya. Simak baik-baik penjelasan berikut ini. Dannnn.... seperti biasa, jangan lupa bawa pensil dan kertas untuk mencoba setiap soal yang akan kakak bahas berikut. Karena dengan membaca dan melihat saja tidak akan membuat kalian jadi memahami materi ini.
Oke... SIMAK YA!!



Yang perlu diIngat!!!
Misalkan diberikan persamaan af(x) = bg(x) dengan a≤b ; a,b >0 ; a,b ≠1, dan f(x) ≠ g(x). Himpunan penyelesaian untuk bentuk persamaan eksponen tersebut dengan melogaritmakan kedua ruas, yaitu :

af(x) = bg(x)log af(x) = log bg(x)





Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan nilai x jika 3x – 1 = 2x + 4.

Penyelesaian:
PEMBAHASAN  CONTOH1
Cara 1 Cara 2
       3x – 1 = 2x + 4
⇔      log 3x – 1       = log 2x + 4
⇔      (x – 1) log 3  = (x + 4) log 2
⇔    x log 3 – log 3 = x log 2 + 4 log 2
⇔ x log 3 – x log 2 = 4 log 2 + log 3
⇔ x (log 3 – log 2) = log 24 + log 3
⇔          x (log 3/2) = log 16.3
⇔                         x = 3/2 log 48
         3x – 1 = 2x + 4
⇔   3x.3–1 = 2x.24
⇔     3x/2x = 24/3–1
⇔    (3/2)x = 16.3
⇔    (3/2)x = 48
⇔            x = 3/2 log 48





Contoh 2:

Tentukan nilai x jika 3x + 2 = 4x – 1.

Penyelesaian:
PEMBAHASAN CONTOH 2
Cara 1 Cara 2
       3x + 2 = 4x – 1
⇔      log 3x + 2       = log 4x – 1
⇔      (x + 2) log 3  = (x – 1) log 4
⇔    x log 3 + 2 log 3 = x log 4 – log 4
⇔ x log 3 – x log 4 = –2 log 3 – log 4
⇔ x (log 3 – log 4) = log 3–2 – log 4
⇔          x (log 3/4) = log 1/36
⇔                         x = 3/4 log 1/36
⇔                         x = 4/3 log 36
         3x + 2 = 4x  1
⇔   3x.32 = 4x.4–1
⇔     3x/4x = 4–1.3–2
⇔    (3/4)x = 1/(4.9)
⇔    (3/4)x = 1/36
⇔    (4/3)x = 36/1
⇔            x = 4/3 log 36




Contoh 3:

Jika 32x + 3 = 4 maka nilai x = .....

Silahkan contoh ketiganya dicoba dulu ya...., jika ada kesulitan silahkan komentar dibawah.




Baca Juga :


Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ag(x)




Read More

Bagaimana Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x)=b^f(x)

March 10, 2015 0
Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = bf(x) - Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari macam-macam bentuk persamaan eksponen dan cara menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1, bentuk af(x) = ap dan bentuk af(x) = ag(x).
Jika kemarin adik-adik sudah memahami cara menyelesaikan persamaan eksponen af(x) = ag(x), yaitu persamaan eksponen yang memiliki bilangan pokok yang sama namun pangkatnya berbeda. Lalu bagaimana ya jika dibalik?? persamaan eksponennya yang memiliki bilangan pokok yang berbeda namun pangkatnya sama (af(x) = bf(x)).
Bagaimana ya caranya???
Kebayang tidak adek-adek??


Nahhhh... kita mulai saja ya. Simak baik-baik penjelasan berikut ini. Dannnn.... seperti biasa, jangan lupa bawa pensil dan kertas untuk mencoba setiap soal yang akan kakak bahas berikut. Karena dengan membaca dan melihat saja tidak akan membuat kalian jadi memahami materi ini.
Oke... SIMAK YA!!



Yang perlu diIngat!!!
Misalkan terdapat persamaan af(x) = bf(x), dengan a≠b ; a,b > 0 ; a,b ≠ 1. Himpunan penyelesaian persamaan eksponen tersebut dapat ditentukan dengan cara menyamakan f(x) dengan nol. Jadi dapat disimpulkan sebagai berikut :

af(x) = af(x)f(x) = 0



Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan nilai x jika 32x + 1 = 22x + 1.

Penyelesaian:
     32x + 1 = 22x + 1
⇔ 2x + 1 = 0
⇔       2x = – 1
⇔         x = – 1/2
⇔         x = – 0,5


Contoh 2:

Tentukan nilai x jika 53x – 6 = 93x – 6.

Penyelesaian:
        53x – 6 = 93x – 6
⇔    3x – 6 = 0
⇔          3x = 6
⇔          3x = 6
⇔            x = 6/3
⇔            x = 2


Contoh 3:

Jika 22x + 10 = 9x + 5 maka nilai x = .....

Penyelesaian:
       22x + 10 = 9x + 5
⇔   22x + 10 = 9x + 5
⇔   22(x + 5) = 9x + 5
⇔       4x + 5 = 9x + 5
⇔        x + 5 = 0
⇔               x = –5






Baca Juga :


Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap
Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ag(x)




Read More

Cara Mudah Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = a^g(x)

March 10, 2015 0
Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ag(x) - Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari macam-macam bentuk persamaan eksponen dan cara menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1 dan bentuk af(x) = ap.
Jika kemarin adik-adik sudah memahami cara menyelesaikan persamaan eksponen af(x) = ap, maka akan lebih mudah untuk memahami cara menyelesaikan persamaan eksponen af(x) = ag(x) ini.
Lalu bagaimana caranya???
Nahhhh... kita mulai saja ya. Simak baik-baik penjelasan berikut ini. Dannnn.... jangan lupa bawa pensil dan kertas untuk mencoba setiap soal yang akan kakak bahas berikut. Karena dengan membaca dan melihat saja tidak akan membuat kalian jadi memahami materi ini.
Oke... SIMAK YA!!



Yang perlu diIngat!!!
Misalkan terdapat persamaan af(x) = ag(x) dengan a>0 dan a≠1. Himpunan penyelesaian persamaan diatas dapat ditentukan dengan cara menyamakan persamaan pangkatnya. Jadi dapat kita katakan sebagai berikut :
af(x) = ag(x)f(x) = g(x)



Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan nilai x jika 22x + 1 = 2x + 5.

Penyelesaian:
     22x + 1 = 2x + 5
⇔ 2x + 1 = x + 5
⇔ 2x – x = 5 – 1
⇔         x = 4


Contoh 2:

Tentukan nilai x jika 54x – 3 = 52x + 7.

Penyelesaian:
        54x – 3 = 52x + 7
⇔    4x – 3 = 2x + 7
⇔  4x – 2x = 7 + 3
⇔          2x = 10
⇔            x = 10/2
⇔            x = 5


Contoh 3:

Jika 32x + 5 = 92x – 1 maka nilai x = .....

Penyelesaian:
       32x + 5 = (32)2x – 1
⇔   32x + 5 = 34x – 2
⇔   2x + 5 = 4x – 2
⇔ 2x – 4x = –2 – 5
⇔       –2x = –7
⇔           x = (–7)/(–2)
⇔           x = 3,5






Baca Juga :

Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1





Read More

Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = a^p

March 10, 2015 0
Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap - Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari macam-macam bentuk persamaan eksponen dan cara menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1. Kali ini kita akan membahas dengan lebih mendalam cara menyelasaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap pada berbagai macam soal, sehingga adik-adik dapat memahami bentuk persamaan eksponen ini.


Ingat!!!
Jika terdapat persamaan af(x) = ap, dengan a>0 dan a≠1. Himpunan penyelesaian bentuk persamaan eksponen diatas ditentukan dengan cara menyamakan pangkat ruas kiri dengan ruas kanan.

af(x) = apf(x) = p


Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan nilai x jika 2x = 8.

Penyelesaian:
     2x = 8
⇔ 2x = 23
⇔   x = 3


Contoh 2:

Tentukan nilai x jika 0,5x + 1 = 4.

Penyelesaian:
        0,5x + 1 = 4
⇔  (1/2)x + 1 = 22
⇔  (2–1)x + 1 = 22
⇔       2–x – 1 = 22
⇔       –x – 1 = 2
⇔               x = 2 – 1
⇔               x = 1


Contoh 3:

Jika 92x – 3 = 27 maka nilai x = .....

Penyelesaian:
         92x – 3 = 27
⇔ (32)2x – 3 = 33
⇔     34x – 6 = 33
⇔     4x – 6 = 3
⇔           4x = 3 + 6
⇔           4x = 9
⇔             x = 9/4
⇔             x = 2,25






Baca Juga :

Cara mudah menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1
Read More

Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1

March 10, 2015 0
Cara Menyelesaikan Persamaan Eksponen Bentuk a^f(x) = 1 - Seperti yang telah dibahas pada postingan sebelumnya, bahwa salah satu bentuk persamaan eksponen adalah af(x) = 1. Kali ini kita akan membahas dengan lebih mendalam cara menyelasaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = 1 pada berbagai macam soal, sehingga adik-adik dapat memahami bentuk persamaan eksponen ini.


Ingat!!!
Jika terdapat persamaan af(x) = 1 dengan a>0 dan a≠1, untuk menentukan himpunan penyelesaian bentuk persamaan tersebut gunakan sifat :

af(x) = 1 ⇔ f(x)=0


Kita mulai contoh soal dari yang paling mudah terlebih dahulu.

Contoh 1:

Tentukan nilai x jika 2x = 1.

Penyelesaian:
  2x = 1
⇔ x = 0


Contoh 2:

Tentukan nilai x jika 0,5x + 3 = 1.

Penyelesaian:
    0,5x + 3 = 1
⇔    x + 3 = 0
⇔          x = -3


Contoh 3:

Jika 32x + 6 = 1 maka nilai x = .....

Penyelesaian:
   32x + 6 = 1
⇔ 2x + 6 = 0
⇔       2x = –6
⇔         x = –6/3
⇔         x = –2


Contoh 4:

Jika 2x – 5 = 1 maka nilai x = .....

Penyelesaian:
    2x – 5 = 1
⇔ x – 5 = 0
⇔      x = 5



Contoh 5:

Tentukanlah peyelesaian dari persamaan eksponen 2x2 – 2x – 3 = 1 maka nilai x = .....

Penyelesaian:
    2x2 – 2x – 3 = 1
⇔   x2 – 2x – 3   = 0
⇔ (x + 1)(x – 3) = 0
⇔ x + 1 = 0       x – 3 = 0
⇔       x = –1           x = 3


Baca Juga:

Cara mudah menyelasaikan Persamaan Eksponen Bentuk af(x) = ap
Ringkasan Materi Fungsi Eksponen dan Logaritma
Read More

Tuesday, March 3, 2015

Perbedaan Grafik Fungsi Eksponen dan Fungsi Logaritma

March 03, 2015 0

Grafik Fungsi Eksponen dan Fungsi Logaritma dengan Bilangan Pokok a > 1


fungsi eksponen dan fungsi logaritma adalah dua fungsi yang saling invers. Untuk memahami sifat-sifat kedua fungsi tersebut, pada bab ini kita akan menggambar grafik kedua fungsi itu. Sekarang, coba gambar grafik fungsi f(x) = 2x dan inversnya, yaitu g(x) = 2log x log x dalam satu sumbu koordinat.
Untuk memudahkan menggambar kedua grafik fungsi ini, terlebih dahulu buatlah tabel nilai-nilai x dan f(x) = 2x

Setelah itu, gambarkan titik-titik tersebut pada koordinat Cartesius. Lalu hubungkan titik-titik tersebut dengan garis membentuk kurva mulus, sehingga diperoleh grafik f(x) = 2x.

. Grafik yang kalian dapatkan ini, cerminkan terhadap garis y = x
sehingga kalian mendapatkan grafik fungsi inversnya, yaitu g(x) = 2log x

Dengan memperhatikan grafik fungsi f(x) = 2x dan g(x) = 2log x yang masing-masing merupakan grafik fungsi eksponen dan fungsi logaritma dengan bilangan pokok 2, kalian dapat mengetahui bahwa:
PEMBAHASAN 1
No. Fungsi f(x) = 2x Fungsi g(x) = 2log x
1. Daerah asalnya {x | x ∈ R} Daerah asalnya {x | x > 0, x ∈ R}
2. Daerah hasilnya {y | y > 0, y ∈ R} Daerah hasilnya {y | y ∈ R}
3. Sumbu-x asimtot datar Sumbu y asimtot tegak
4. Grafik di atas sumbu-x Grafik di sebelah kanan sumbu-y
5. Memotong sumbu-y di titik (0, 1) Memotong sumbu-x di titik (1, 0)
Merupakan fungsi naik untuk setiap x Merupakan fungsi naik untuk setiap x



Read More

Sunday, March 1, 2015

Fungsi Eksponensial

March 01, 2015 0
Fungsi eksponensial adalah salah satu fungsi yang paling penting dalam matematika. Biasanya, fungsi ini ditulis dengan notasi exp(x) atau ex, di mana e adalah basis logaritma natural yang kira-kira sama dengan 2.71828183.


Fungsi eksponensial terlihat hampir mendatar horizontal (naik secara sangat perlahan) untuk nilai x yang negatif, dan naik secara cepat untuk nilai x yang positif.
Sebagai fungsi variabel bilangan real x, grafik ex selalu positif (berada di atas sumbu x) dan nilainya bertambah (dilihat dari kiri ke kanan). Grafiknya tidak menyentuh sumbu x, namun mendekati sumbu tersebut secara asimptotik. Invers dari fungsi ini, logaritma natural, atau ln(x), didefinisikan untuk nilai x yang positif.

Secara umum, variabel x dapat berupa bilangan real atau bilangan kompleks, ataupun objek matematika yang lain; lihat definisi formal di bawah ini.

Dengan menggunakan logaritma natural, fungsi eksponensial yang lebih generik dapat didefinisikan. Fungsi ax = ex ln a yang terdefinisikan untuk a > 0, dan semua bilangan real x, disebut juga fungsi eksponensial dengan basis a.

Perlu diperhatikan bahwa persamaan tersebut berlaku pula untuk a = e, karena
ex ln e = ex.1 = ex

Fungsi eksponensial dapat "menterjemahkan" antara dua macam operasi, penjumlahan dan pengkalian. Ini dapat dilihat dari rumus-rumus eksponen sebagai berikut:
a0 = 1
a1 = a
ax+y = ax.ay
axy = {ax}y
(a.b)x = ax. bx
(1/ax) = (1/a)x = a-x



Rumus-rumus di atas berlaku untuk semua bilangan real positif a dan b dan semua bilangan real x dan y. Ekspresi yang mengandung pecahan dan pengakaran pada umumnya dapat disederhanakan dengan menggunakan notasi eksponensial, karena:

dan, untuk semua a > 0, bilangan real b, dan bilangan bulat n > 1:


Turunan dan persamaan diferensial pada Fungsi Eksponensial

Pentingnya fungsi eksponensial dalam matematika dan ilmu-ilmu lainnya adalah karena sifat turunannya.


Dengan kata lain, fungsi ex jika diturunkan, hasilnya adalah fungsi itu sendiri. Sifat "ketidakmempanan untuk diturunkan" ini sangat unik, karena hanya fungsi inilah yang mempunyai sifat seperti ini. Sifat fungsi Eksponensial ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
  • Kemiringan (gradien) grafik fungsi ini pada semua titiknya sama dengan nilai fungsi pada titik tersebut.
  • Bertambahnya nilai fungsi pada x sama dengan nilai fungsi pada x
  • Fungsi ini merupakan solusi dari persamaan diferensial y'= y .
  • Dalam ilmu-ilmu terapan, banyak persamaan diferensial yang menghasilkan fungsi eksponensial, antara lain persamaan Schrödinger, persamaan Laplace, dan persamaan untuk gerakan harmonis sederhana.


Untuk fungsi eksponensial dengan basis-basis lain (yang bukan e):


jadi, semua fungsi eksponensial adalah perkalian turunannya sendiri dengan sebuah konstanta.


Definisi formal Fungsi eksponensial

Fungsi eksponensial ex dapat didefinisikan menurut beberapa definisi yang ekivalen, sebagai deret tak terhingga. Beberapa definisi tersebut antara lain:


atau sebagai limit berikut ini:


Dalam definisi di atas, n! adalah faktorial dari n, dan x dapat berupa bilangan real, bilangan kompleks, ataupun konsep-konsep matematika lainnya yang kompleks, seperti matriks bujursangkar.

Nilai numerik dari Fungsi eksponensial

Untuk mendapatkan nilai numerik dari fungsi eksponensial, deret tak terhingga di atas dapat ditulis menjadi:



Jika x lebih kecil dari 1, maka ekspresi di atas akan menemukan nilai numerik fungsi pada titik yang dicari dengan cepat.
Read More

Tuesday, February 3, 2015

Contoh Soal dan Latihan Soal Deret Geometri

February 03, 2015 0


Agar kamu lebih memahami materi ini, pelajarilah contoh-contoh soal berikut.

Contoh Soal 1
Di sebuah kabupaten, jumlah penduduk pada 1 Januari 2008 adalah 50.000 jiwa. Jika tingkat pertumbuhan penduduk di kabupaten itu 10% per tahun, hitunglah jumlah penduduk di kabupaten itu pada 1 Januari 2018.

Penyelesaian:
Langkah 1
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan soal.
Diketahui:


Ditanyakan: Jumlah penduduk pada 1 Januari 2018.
Langkah 2
Membuat model matematika dari masalah tersebut.
Misalkan, jumlah penduduk pada 1 Januari 2008 adalah
U
= 50.000 maka diperoleh model berikut.
= 50.000 + 0,1(50.000) (gunakan sifat distributif)
= 50.000 (1 + 0,1)
= 1,1 × 50.000

= 1,1 × 50.000 + 0,1(1,1 × 50.000) (gunakan sifat

= 1,1 × 50.000 (1 + 0,1)


Contoh Soal 2
Suatu deret geometri memiliki suku ketujuh 64 dan suku kesepuluh 512. Tentukan rasio (r), suku kelima (U5), dan jumlah delapan suku pertamanya (S8).
Jawab:
Diketahui U7 = 64 dan U10 = 512.
U7 = 64 → ar6 = 64 .... (1)
U10 → ar9 = 512 .....(2)

Subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (2), diperoleh
ar9 = 512
ar6 . r3 = 512
64 . r3 = 512
r3 = 8
r = 2
Jadi, rasio deret geometri tersebut adalah 2.

• Dari persamaan (1) diperoleh :
ar6 = 64
a . 26 = 64
a = 1
Diperoleh a = 1, sehingga
U5 = ar4
= 1.24
= 16
Jadi, suku kelimanya adalah 16.



Jadi, jumlah delapan suku pertamanya adalah 255

Contoh Soal 3
Di suatu desa, jumlah penduduk pada tanggal 1 Januari 2007 adalah 10.000 jiwa. Jika tingkat pertumbuhan penduduk di desa tersebut 5% per tahun, tentukan jumlah penduduk di desa tersebut pada tanggal 1 Januari 2011.
Jawab:
Misalkan, jumlah penduduk pada tanggal 1 Januari 2007 (U1) adalah 10.000 dan tingkat pertumbuhan penduduk (r) adalah 5 % = 0,05.
• Jumlah penduduk pada tanggal 1 Januari 2008 adalah
U2 = 10.000 + (10.000 × 0,05) = 10.500 jiwa
• Jumlah penduduk pada tanggal 1 Januari 2009 adalah
U3 = 10.500 + (10.500 × 0,05) = 11.020 jiwa
dan seterusnya hingga diperoleh barisan sebagai berikut: 10.000, 10.500, 11.025, ...
sehingga a = 10.000
dan
r = 10500/10000 = 1,05

U5 = ar4
= 1.(1,05)4
= 12155,0625
Jadi, jumlah penduduk pada tanggal 1 Januari 2011 adalah 12.155 jiwa

Contoh Soal 4
Diketahui suatu barisan : x + 2, 9, x + 26. Tentukanlah nilai x agar barisan tersebut dapat disusun menjadi sebuah deret geometri.

Jawab:
Diketahui bahwa :
U1 = x + 2
U2 = 9
U3 = x + 26
Dengan menggunakan sifat dasar deret geometri maka : (Lihat macam-macam SIfat dasar deret Geometri)
U2 2 = U1 . U3
92 = (x + 2) (x + 26)
81 = x2 + 28x – 52
0 = x2 + 28x – 29
0 = (x – 1)(x + 29)
x = 1 atau x = –29
Jadi, nilai x = 1 atau x = –29


Contoh Soal 5
Dari suatu geometri, diketahui suku keenamnya 32 dan suku kesembilannya 256.
Tentukan:
a. rasio dari deret tersebut,
b. suku ketiga (U3) dari deret tersebut.
Jawab:
Diketahui: U6 = 32 dan U9 = 256
U6 . r3 = U9
32 . r3 = 256
r3 = 8
r = 2
Jadi, rasio deret tersebut adalah 2.


U3 . r3 = U6
U3 . 23 = 32
U3 . 8 = 32
U3 = 4
Jadi, suku ketiga deret tersebut adalah 4





Read More

Deret Geometri Tak Terhingga

February 03, 2015 0



Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan |r| < 1. Jumlah S dari deret geometri tak hingga adalah

Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk n tak terhingga.
Adapun untuk n tak terhingga terdapat dua kasus yang harus kalian perhatikan, yaitu:
Kasus 1
Jika –1 < r < 1, maka rn menuju 0. Akibatnya:

Deret geometri dengan –1 < r < 1 ini disebut deret geometri konvergen (memusat).

Kasus 2
Jika r < –1 atau r > 1, maka untuk n → ∞, nilai rn makin besar.
Untuk r < –1, n → ∞ dengan n ganjil didapat rn → –∞
Untuk r < –1, n → ∞ dengan n genap didapat rn → ∞
Untuk r > 1, n → ∞ didapat rn → ∞
Akibatnya,


Deret geometri dengan r < –1 atau r > 1 ini disebut deret geometri divergen (memencar)

Contoh Soal 1
1. Suatu deret geometri mempunyai suku ke-5 sama dengan 64 dan suku ke-2 sama dengan 8. Tentukanlah jumlah 10 suku pertama dan jumlah n suku pertama deret geometri tersebut!
Jawab:
U2 = 8, berarti ar = 8
U5 = 64, berarti: ar4 = 64
ar.r3 = 64
8.r3 = 64
r3 = 64
r = 2

Dengan mensubstitusi r = 2 ke persamaan ar = 8, kalian mendapatkan
ar = 8
a.2 = 8
sehingga a = 4.
Jumlah n suku pertama deret ini adalah


Jumlah 10 suku pertama deret ini adalah
S10 = 4(210 – 1)
= 4(1024 – 1)
= 4(1023)
= 4092

Contoh Soal 2
Tentukanlah nilai x agar deret geometri
1 + x + x2 + x3 + ... konvergen.
Jawab:
Tentukan rasio dari deret tersebut terlebih dahulu.
r = x/1 = x
Agar deret geometri tersebut konvergen, haruslah –1 < r < 1 sehingga –1 < x < 1.


Contoh Soal 3
Niko Sentera memotong seutas tali menjadi 5 potong. Panjang kelima potong tali ini membentuk barisan geometri. Jika potongan yang paling pendek 2 cm dan potongan yang paling panjang 162 cm, berapakah panjang tali semula?
Jawab:
Panjang potongan yang paling pendek merupakan U1, sedangkan panjang potongan yang paling panjang merupakan U5.
Jadi, U1 = 2 cm dan U5 = 162 cm.
U5 = 162 cm, didapat
ar4 = 162 cm.
Oleh karena a = 2 cm, maka
2.r4 = 162 cm.
r4 = 81
r = 3
Jadi, r = 3.
Panjang tali semula merupakan jumlah 5 suku pertama deret geometri tersebut, yaitu:

Jadi, panjang tali semula adalah 242 cm.

Read More

Deret Geometri Lengkap dengan Contoh Soal dan Pembahasannya

February 03, 2015 0


Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya pada Barisan Geometri, jika U1, U2, U3, U4, ... , Un adalah barisan geometri maka suku-sukunya dapat ditulis a, ar, ar2, ar3, ar4, ..., arn – 1. Dari barisan geometri tersebut, kamu dapatmemperoleh barisan penjumlahan berikut.
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + ... + arn – 1
Barisan penjumlahan ini disebut deret geometri.
Misalkan,jumlah n suku pertama deret geometri dilambang kan dengan Sn, maka berlaku hubungan berikut.
          Sn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + ... + arn – 2 + arn – 1
      r . Sn =       ar + ar2 + ar3 + ar4 + ... + arn – 1 + arn
___________________________________________________________ –
(1 – r)Sn = a – arn
(1 – r)Sn = a (1 – rn)

Dengan demikian, jumlah n suku pertama deretgeometri adalah sebagai berikut.






Contoh Soal 1

Tentukan jumlah delapan suku pertama dari barisan 2, 6, 18, 54, ....

Penyelesaian:
PEMBAHASAN SOAL 1
Menentukan a dan r Menentukan S8
a =2

r = 6/2 = 3


Contoh Soal 2

Jumlah n suku pertama suatu deret geometri dirumuskan dengan Sn = 23n – 1. Tentukan suku ke-n deret tersebut.

Penyelesaian:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 2
Cara 1 Cara 2
        Sn = 23n – 1
  Sn – 1 = 23(n – 1) – 1
            = 23n. 2–3 – 1

    Un = Sn – Sn – 1
        = (23n – 1) – (23n. 2–3 – 1)
        = 23n – 1 – 23n. 2–3 + 1
        = 23n(1 – 2–3)
Sehingga:

  Sn = 23n – 1
  S1 = U1 = 23.1 – 1 = 8 – 1 = 7
  S2 = U1 + U2 = 23.2 – 1 = 64 – 1 = 63

  Sehingga
  U2 = S2 – S1 = 63 – 7 = 56
  dan
  r = U2/U1 = 56/7 = 8

  Ingat!!
  Un = arn – 1
        = 7.8n – 1




Contoh Soal 3

Diketahui barisan geometri : 3, 6, 12, 24, 48, ..., Un. Tentukan suku ketujuh (U7) dan jumlah tujuh suku pertamanya (S7).

Jawab:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3
Menentukan suku ketujuh (U7) Menentukan jumlah tujuh suku pertamanya (S7).
  Un = arn – 1

  maka
  U7 = ar7 – 1
  U7 = 3.26
        = 3 · 64
        = 192
Jadi, suku ketujuhnya adalah 192.

Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381



Read More

Barisan dan Deret Geometri

February 03, 2015 0
Barisan Geometri.


Perhatikan contoh-contoh barisan di bawah ini.
a. 3, 6, 12, 24, . . .
b. a, a2, a3, a4, a5, . . .
c. py, py2, py3, py4, py5, ...

Aturan apakah yang berlaku pada barisan bilangan di atas? Apakah bedanya dengan barisan aritmatika?
Barisan bilangan yang mempunyai ciri seperti itu disebut barisan geometri. Perbandingan antara dua suku berturutan pada barisan geometri disebut rasio.
Contoh-contoh barisan di atas merupakan barisan geometri karena pada masing-masing barisan perbandingan antara setiap suku dengan suku sebelumnya sama nilainya.

Definisi
Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai perbandingan tiap dua sukunya yang berurutan sama.
Dengan kata lain, barisan U1, U2, U3, U4, ... , Un disebut barisan geometri jika U2/ U1 = U3/U2 = U4/U3 .


Perhatikan kembali contoh di atas.
PEMBAHASAN 1
a. 3, 6, 12, 24, . . . b. a, a2, a3, a4, a5, . . . c. py, py2, py3, py4, py5, ....

   U1 = 3
   U2 = 3 × 21
   U3 = 3 × 22
   U4 = 3 × 23
   ...
   Un = 3 × 2n – 1

   U1 = a
   U2 = a × a1
   U3 = a × a2
   U4 = a × a3
   ...
   Un = a × an – 1

   U1 = py
   U2 = py × y1
   U3 = py × y2
   U4 = py × y3
   ...
   Un = py × yn – 1


Pada contoh diatas tampak bahwa, perbandingan setiap dua suku berurutan pada barisan tersebut selalu tetap. Barisan bilangan seperti ini disebut barisan geometri dengan perbandingan setiap dua suku berurutannya dinamakan rasio (r).


Barisan geometri adalah suatu barisan dengan pembanding (rasio) antara dua suku yang berurutan selalu tetap.
Bentuk umum:
U1, U2, U3, U4, ... , Un
atau
a, ar, ar2, ar3, ar4, ..., arn – 1

INGAT!!!
Pada barisan geometri, berlaku Un/Un – 1 = r sehingga Un = r.Un – 1


Jadi rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama = a dan rasio r dapat dinyatakan sebagai berikut.
Suku ke-n barisan geometri adalah:
Un = a.rn – 1
dengan U = suku ke-n
a = suku pertama
r = rasio (pembanding)
n = banyaknya suku




Contoh Soal 1.

Diketahui barisan geometri 4, –8, 16, –32, . . .
a. Tentukan rasionya.
b. Tentukan rumus Un.
c. Tentukan nilai Suku ke-7.

Penyelesaian:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 1
Menentukan Rasio (r) Menentukan Rumus Un Menentukan Suku ke-7
Rasio adalah perbandingan antara dua suku berturutan.
Sehingga:

   Un = a.rn – 1
       = 4.(–2)n – 1


    Un = a.rn – 1
    U7 = 4.(–2)7 – 1
       = 4.(–2)6
       = 4.(64)
       = 256



Contoh Soal 2.

Suku kedua dan kelima suatu barisan geometri berturut-turut 6 dan 162. Tentukan suku keempatnya.

Penyelesaian:
Pertama-tama tentukan dulu suku pertama (a) dan rasionya (r), setelah itu baru tentukan suku keempatnya dengan rumus Un.

PEMBAHASAN CONTOH SOAL 2
Langkah 1
Menentukan rasio
Langkah 2
Menentukan a
Langkah 3
Menentukan U4
Suku kedua = 6 → ar = 6
Suku kelima = 162
          ar4 = 162
      ar. r3 = 162
        6. r3 = 162
            r3 = 27
            r3 = 33
            r   = 3
      ar = 6
    a.3 = 6
        a = 2


    U4   = a.r4 – 1
            = 2.33
            = 2.27
            = 54


Contoh Soal 3.

Tiga bilangan aritmetika membentuk barisan geometri jumlah ketiga bilangan itu 35 dan hasil kalinya 1.000. Tentukan bilangan-bilangan tersebut.

Penyelesaian:

PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3
Menetukan nilai a Menetukan Rasio
Misalkan barisan tersebut adalah:
ar– 1, a, ar

hasil kalinya 1.000 → ar–1. a. ar = 1000
a3 = 103
a = 10
jumlah ketiga bilangan itu 35 → ar–1 + a + a.r = 35
10r–1 + 10 + 10.r = 35
10 + 10r + 10.r2 = 35r
10.r2 – 15r + 10 = 0
2r2 – 5r + 2 = 0
(2r – 1)(r – 2) = 0
r = 1/2 atau r = 2
Jadi bilangan yang dimaksud adalah 20, 10, 5 atau 5, 10, 20

Read More

Monday, February 2, 2015

Ringkasan Barisan dan Deret Aritmatika Lengkap dengan Contoh Soal

February 02, 2015 0

Barisan dan Deret Aritmatika

Seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, Barisan Aritmatika adalah suatu barisan yang suku selanjutnya diperoleh dengan menambahkan suatu bilangan tetap ( beda ) pada suku sebelumnya. Sedangkan Deret aritmatika adalah jumlah semua suku-suku pada barisan aritmatika.

Sifat Barisan dan Deret Aritmatika: memiliki beda/selisih yang tetap ( b = tetap )



Bentuk Umum Barisan dan Deret Aritmatika :

Barisan : a, (a+b), (a+2b),……, { a + (n–1)b}
Deret : a + (a+b) +(a+2b)+…+ (a+ (n–1)b)



Rumus suku ke-n barisan aritmatika

Rumus untuk menentukan nilai suku ke-n barisan aritmatika adalah sebagai berikut
Un = a +(n – 1)b

dengan
a = U1 = Suku Pertama
b = beda = Un – Un–1



Rumus Jumlah suku ke-n pada Deret aritmatika.

Rumus untuk menentukan jumlah n suku pertama dari barisan aritmatika adalah sebagai berikut
Sn = n/2 (a + Un) atau
Sn = n/2 (2a + ( n–1 ) b)


dengan
Sn = Jumlah n suku pertama
a = U1 = Suku Pertama
b = beda = Un – Un–1
Un = nilai suku ke-n





Contoh soal Barisan dan Deret Aritmatika :

1. Soal UN C3 2008

Rumus suku ke-n suatu barisan adalah Un = n2 – 2n. Jumlah suku ke-10 dan ke-11 barisan itu adalah …

Pembahasan :
U10 = 102 – 2×10 = 100 – 20 = 80
U11 = 112 – 2×11 = 121 – 22 = 109

Jumlah suku ke-10 dan ke-11
= 80 + 109 = 189

Jadi jumlah suku ke-10 dan ke-11 adalah 189



2. Soal UN C3 2008

Banyak kursi pada barisan pertama di gedung bioskop adalah 20. Banyak kursi pada baris di belakangnya 4 buah lebih banyak dari kursi pada garis di depannya. Banyak kursi pada baris ke-15 adalah…..

⇒Pembahasan :
U1 = 20
U2 = 24

Rumus Un = a + ( n–1 ) b

Diketahui : a = 20, b =4
U15 = 20 + (15–1) x 4
= 20 + 56
=76

Jadi Banyak kursi pada baris ke-15 adalah 76 buah



3. Soal Madas UMPTN 1993

Banyaknya bilangan di antara 101 dan 1000 yang habis dibagi 3 adalah…

⇒Pembahasan :
Bilangan antara 101 dan 1000 yang habis dibagi 3 adalah : 102,105,108,….,999
Berarti : a = 102 , b = 3 dan Un =999

Un = a + ( n–1 ) b
999 = 102 + (n–1) 3
(n–1) = (999–102)/3
(n–1) = 897/3
(n–1) = 299
n = 299+1
n = 300

Jadi Banyaknya bilangan di antara 101 dan 1000 yang habis dibagi 3 adalah 300



4. Soal Matdas UMPTN 1989

Tentang deret hitung 1,3,5,7,… diketahui bahwa jumlah n suku pertama adalah 225, maka suku ke-n adalah ….

⇒Pembahasan :
a = 1 dan b = 3–1 = 2, maka berlaku :

Sn = n/2 (2a + ( n–1 ) b)
225 = n/2 ( 2.1 +(n–1) 2 )
225 = n/2 ( 2 + 2n – 2)
225 = n/2 (2n)
225 = n2
n = 15

Jadi, Un = U15 = a + ( n–1 ) b = 1 + ( 15–1 ) 2 = 29


Read More

Post Top Ad

Your Ad Spot